Sabtu, 12 Mei 2012

“MICHEL FOUCOULT”
Oleh :  Agus Salim : Pada 12 Mei 2012

1.     Profil studi dan karya.
2.    Madness dan civilization.
3.    Arkeologi pengetahuan.
4.    Kekuasaan geneologi.


1.    Profil, studi, dan karya.
PROFIL.
Tahun 1926 : ia lahir di poiteras di kalangan keluarga medis.
tahun 1951 : Ia menjadi anggota PKP (partai komunis perancis).
Tahun 1948 : memperoleh licence dalam filsafat.
Tahun 1950 : memperoleh licence dalam psikologi.
Tahun 1954 : Ia menerima tawaran untuk menjadi dosen di universiats Uppsala (swadia, dalam sastra dan kebudayaan).
Tahun 1958 : Ia menjadi direktur pusat kebudayaan perancis di warsawa polandia.
STUDI.
Tahun 1945 : ia di terima di ecole normale dan menempuh studinya di bawah bimbinagan
  G. Canguilhem, G.Dumezil dan J. Hippolite.
KARYA.
Tahun 1954  : buku tentang penyakit jiwa dan kepribadian.
Tahun 1963 : buku saku tentang sejarah kegilaan.
Tahun 1966 : kata-kata, benda-benda , sebuah arkeologi tentang tatapan medis
Tahun 1943 : buku filsafat ada dan ketiadaan.
Tahun 1969 : arkeologi pengetahuan.
Tahun 1975 : buku tentang menjaga dan menghukum. “Lahirnya penjara”.
Tahun 1973 : aku, pierre, reviere, setelah membunuh ibu, saudai dan saudaraku.
Tahun 1975 : membuat film dengan judul Moi, Pierre, Reviere; dengan stradara Renne Allio.
Tahun 1976 : buku tentang sejarah seksualitas “kemauan untuk mengetahui”. (Jilid pertama)
Tahun 1982 : penggunaan kenikmatan. (Jilid kedua).
Tahun 1984 : keprihatian untuk dirinya.
Tahun 1958 : buku tentang kegilaan “Unreason” sejarah kegilaan dalam zaman klasik.



2.   Sejarah Kegilaan
Sejarah kegilaan dalam zaman klasik (sejarah=arkeologi).dalam buku sejarah kegilaan 1963, menyatakian bahwa pada akhir abad ke-18 diolog antara kegilaan dan rasio terputus, foucoult menlanjutkan ‘bahasa psikiatri yang merupakan monolog rasio tentang kegilaan di dasarkan hanya keheningan pada semacam itu, saya tidak berusaha melukiskan sejarah bahasa psikiatri itu, melainkan terutama arkeologi keheningan itu.
Zaman klasik ialah periode yang meliputi paruh kedua abad ke-17 dan abad ke-18 sampai kira-kira revolusi perancis.

Renaissance.
Kapal yang membawa orang-orang gila.kapal2 melewati sungai2 dan terusan2 dari rheinland (jerman”) dan flandria (belgadia) pada abad ke-15.
Perkaitan erat antara air dan kegilaan pada taraf imaginasi.

Zaman klasik.
    Pada periode  abad ke-17 dikenal dengan hospital general yang didirkan oleh raja perancis tahun 1959. Hospital inhi bukan suatu instansi kesehatan, melainkan instansi yang menyangkut tata tertib.jadi semua orang yang mengganggu taraf rasionalitas semua orang yang tidak berguna, dikurung di sini.
 Jika dikaitkan dengan renaissance, kegilaan masih dikaitkan denggan realitas fantastis dan luar-duniawi, maka pada zaman klasik kegilaan dinilaisebagai ketidak gunaan social dan dihukum karena alasan etis.
Foucault menyatakan bahwa mengenai zaman klasik , buktinya ialah –oramg berfikir- bahwa orang gila dikurung bersama narapidana dan unsure social lainnya. Seolah2 kegilaan adalah suatu paham yang abadi tak terubahkan, yang harus menunggu sampai zaman kita untuk akhirnya ditemukan.

Bagi Foucault, pandangan kita sekarang tentang kegilaan (atau penyakit jiwa) merupakan juga buah hasil suatu system pemikiran yang tertentu.



Periode pascaklasik
Pada zaman klasik dikenal dengan didirikan hospital general (1956), namun pda pasca klasik di kenal dengan hospital bicotre (paris), yang di mana pelepasan orang2 gila oleh phillippe pinel tahun 1790.
Bersamaan dengan pinel di paris, Samuel tuke (pemimpin jemaat Quakers di York), membebaskan orang2 gila di inggris, tetapi pembebasan dari kurungan dari penjara itu tdk berarti bahwa mereka di kembalikan kedlm masyarakat, mereka di tampung yang di sediakan khusus untuk mereka.lahirlah asylum (asil) atau penempatan orang2 gila.

Baik pinel dan tuke bukan dari kalangan dokter maupan psikiatri melainkan dari kalangan orang tapi mereka mampu mendirkan sebuah tempat penyimpangan untuk orang2 gila (asylum_asil).
Foucoult menyatakan pada abad ke-18, bahwa kegilaan menjadi penyakit jiwa, tetapi tdk langsung dari pinel dan tuke. Jadi ada sebuah mata rantai yang tidak boleh dilewati yaitu moralitas.
Jika zaman klasik tidak mengenal moralitas, akan tetapi pada pascaklasik baik pinel dan tuke mempersoalkan masalah hukum moral. Tuke di inggris menggunakan agama untuk itu, namun pinel tidak menggunakan agama, sebab akhirnya membawa kehalusinasi. Maka dalam asylum menjadi semacam lembaga yuridis di mana orang di tuduh serta di adili dan hanya bisa keluar jika ia menyesal.

Jika Freud mengemukan tntang psikoanalisa tetapi Foucoult mengatakan bahwa psioanalisa tidak sanggup untuk mendengarkan suara2 unreasum atau membaca tanda sandi dari orang gila. Psikoanalisa dapat membongkar seluk beluk bebrapa bentuk kegilaan. Tetapi tetap tinggal asing terhadap pekerjaan unreason yang otonom itu. Psioanalisa tidak dapat membebaskan, mentranskripsikan, apalagi menerangkan apa yang bersifat hakiki dalam pekerjaan itu.

3.   Arkeologi pengetahuan.
Jika dalam kelahiran klinik. Sebuah arkeologi tentang tatapan medis (1963), dan pada bukunya ttng kata-kata dan benda-benda. Sebuah arkelogi tentang ilmu manusia (1966). Foucoult menyatakan bahwa ilmu pengetahuan kemanusian merupakan suatu penemuan yang masih agak baru (abad ke-19) dan segera akan hilang, bila nanti timbul suatu system pemikiran yang lain.dan zaman kita sekarang di ambang pintu perubahan.
Tahun 1969. Arkeologi pengetahuan, buku yang berefleksi ttng metode dan latar belakang teoritis dari 3 bukunya dan berusaha mempertanggung jawabkan pendirian foucoult.
Salah satu tema yg mencolok adl Diskontinuitas dalam sejarah. Foucoult menyetujui sejarawan2 baru yng menguraikan sejarah dengan banyak mengunakan konsep2 seperti “retakan”, “ambang”, “batas”, “seri”, “transformasi”.namun, tentang ini para sejarah lama tidak setuju dengan adanya konsep diskontinuitas baru seperti ini karena mereka menganggap bahwa temuan mereka akan di bunuh begitu saja dan fundamen-fundamennya dibongkar.
Menurut Foucult ini satu2nya cara untuk mempraktekan sejarah. Dulu sejarah di pergunakan  secara ideologis, katanya, di andaikan suatu objek yang mengadakan sintesa dan totalisasi.
Sejarah (konsep) lama (pengaruh dan tradisi).
Sejarah (konsep) baru (diskontonuitas, retakan, ambang, batas, seri, dan tranformasi).

Dalam menyelidiki diskursus2 Foucoult menggunakan tiga konsep (positivitas, apriori historis dan arsip).yang berkaitan erat satu sama lain.
·        Positivitas (ilmu) adlh apa yang menandai kesatuan diskursus itu dalam suatu periode tertentu.sehingga dua pengarang berbicara yang sama dan bercicara yang lain.jadi positivitas merupakan suatu lingkup komunikasi antara pengarang dan ilmuwan2.tidak berarti mereka berbincang satu dengan yang lain. Apa yang memungkinkan suatu positivitas oleh foucoult di sebut,-
·        Apriori historis dimaksudkan keseluruhan syarat2 atau aturan2 yg menentukan suatu diskursus. Syarat2 dan aturan2 itu tidak datang dari luar tetapi menentukan diskursus dari dalam, untuk menentukan perwujudan diskursus itu sendiri. Akhirnya,-
·        Arsip adalah system pernyataan2 yang di hasilkan yang di hasilkan oleh pelbagai posivitas sesuai dengan apriori historis masin-masing.
Empat (4) Macam Arkeologi Pengetahuan
a.    Sejarah pemikiran mendekati diskursus dengan berpegang pada dua kategori (yang lama atau yang baru) dan (yang tradisianal atau yang original, yaanh biasa atau yang luar biasa).
Arkeologi tidak menemukan pengetahuan, arkeologi beruasaha memperlihatkan regularitas dimaksudkan keseluruhan kondisi2 yang memainkan peranandalam suatu diskursus dan menjamin serta menentukan jadinya diskursus itu.
b.    Sejarah pemikiran mengenal dua macam kontradiksi.
1.     Ada kontradiksi yang hanya Nampak dan akan hilang jika orang memperhatikan kesatuan mendalam suatu diskursus.
2.    Kontradiksi yang menyangkut fundamen-fundamensuatu diskursus.
c.     Analisa arkeologi akan menyangkut perbandingan.perbandingan antara satu praktek diskursif dan praktek non-diskursif lainnya (lembaga2, kejadian2 politik, proses2 ekonomi dan social).
d.    Analisa arkeologis melukiskan juga perubahan.tetapi tidak meneraangkan perubahan bukan sebagai penemuan baru. Arkeologi menganalisa perubahan sbgai pelbagai macam tranformasi. Itu berarti bahwa diskontinuitas di akui, tetapi diskontinuitas tdk di anggap suatu pada dirinya.

4.    Pemikiran Tentang Kuasa.
Tahun 1968, awal perkembangan Michel foucoult, dan pada mei 1968, di angkat sebagai professor filsafat pada universitas eksperimental yang di buka Vicennes, pinggiran kota paris. Perkembangan foucoult banyak di pengaruhi geneologi Nietzsche terutama geneologi kuasa dan moral bahkan Nietzsche sumber utama foucoult. Hal ini terlihat pada penelitiannya sendiri tentang kuasa, dan ini menjadi terma terpenting dalam pikiran foucoult.
Foucoult ingin menganalisa strategi kuasa secara factual, iya tdk menyajiakn Metafisika tapi Mikrofisika, artinya, masalahnya bukannya apakah itu kuasa, melainkan bagaimana berfungsinya kuasa pada suatu bidang tertentu.kuasa bagi foucoult berarti serba banyak relasi kuasa yang bekerja di slah satu tempat atau waktu. Untuk menganalisa tentang hal ini dia memakai buku menjaga dan menghukum  dan sejarah seksualitas, yang katanya berbelit2 itu di suatu bidang kongkret.
Mirofisika…? Karena dapat menghasilkan beberapa pendapat umum tentang kuasa yang agak berbeda dari pendapat umum lainnya dengan tema yang sama.
1.    Kuasa bukanlah milik pribadi melainkan sebuah strategi.
2.    Kuasa tidak dapat di lokalisasi terdapat di mana-mana.
perkaitan erat antara kuasa dan pengetahuan. Pengetuahan tidak mencerminkan relasi kuasa seperti apa yang di kemukan marxisme.pengetahuan tidak merupakan pengungkapan samar-samar dari relasi2 kuasa tetapi pengetuhuan berada di dalam relasi2 itu sendiri. Foucoult di maksudkan lebih umum; tidak ada pengetahuan tampa kuasa, serentak juag tidak ada kuasa tampa pengetahuan, jadi korelasi: pengetahuan mengandung kuasa seperti juga kuasa mengandung pengetahuan.kuasa dan pengetahuan merupakan dua sisi yang menyangkut proses yang sama, tidak mungkin pengetahuan itu netrak atau netral.
3.   Kuasa tidak selalu bekerja melalui penindasan dan represi, tetapi terutama melalui normalisasi dan regulasi.
Menurut foucoult, kuasa tidak menindas, kuasa tidak bekerja dengan cara negative, melainkan dengan cara psitif dan produktif. Ia mengatakan ” kita harus berhenti melukiskan akibat2 kuasa dengan cara negative, seolah2 oleh kuasa, “meniadakan”, “merepresi”, “mensensor”, “mengabstrksikan”, “menyelubungi”, “menyembunyikan”. Pada kenyataannya kuasa bereproduksi.
Salah satu nomalisasi dalh tubuh.seperti Berpakai.
Dalam menjagadan menghukum di perlihatkan bagaimana strategi khusus ini timbul dalam abad ke-18. Foucoult menjelaskan bahwa banyak fenomena yang timbul khampir pada waktu yang sama, mempunyai hubungan vabilitas ini.
4.   Kuasa tidak bersifat destrutif melainkan produktif.
Kuasa tidak menghancurkan tapi menghasilkan sesuatu. Tidak jarak di temui pendapat bahwa it sendiri sesuatu yang jahat dan harus di tolak, tetapi menolak  kuasa termasuk strategi kuasa itu sendiri.
Salah satu keberatan yang di kemukan oleh foucoult ialah bahwa dengan paham kuasa ia mengintroduksikan suatu factor transedental baru dalam filsafat. Tetapi foucoult membantah tuduhan itu secar tegas, refleksi kuasa yang di kembangkannya sebagai alat yang memungkinkan suatu analisa ttng kuasa dan barangkali juga mengijinkan untuk mengambil bagian secara efektif dan strtegi kuasa. Bagi foucoult kuasa tidak merupakan suatu factor ontologism, melainkan sesuatu yang taktis belaka.

Mahasisiwa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar